MEMAHAMI PROSES ADAPTASI MAHASISWA TORAJA DI SEMARANG
Collection Location | Library FISIP |
Edition | |
Call Number | 302.2 |
ISBN/ISSN | |
Author(s) | Agnes Sarung Allo |
Subject(s) | Komunikasi |
Classification | 302.2 |
Series Title | GMD | Skripsi |
Language | Indonesia |
Publisher | Fisip Undip |
Publishing Year | 2018 |
Publishing Place | Semarang |
Collation | |
Abstract/Notes | Kehidupan mahasiswa rantau dalam proses adaptasi sangat menarik untuk diteliti, melihat banyaknya masalah yang timbul karena gagal dalam beradaptasi seperti kurangnya kesiapan diri berhadapan dengan budaya baru . Mahasiswa yang berasal dari Toraja yang menempuh pendidikan di Semarang merupakan fokus pada penelitian ini, bagaimana mahasiswa Toraja menjalani proses adaptasi di lingkungan baru. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pegalaman mahasiswa Toraja selama menjalani proses adaptasi di Semarang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan fenomenologi. Teori Culture Shock (U-Curva) Gundykunst dan Kim (2010) digunakan untuk membantu menjelaskan penelitian. Adapun penelitian ini berfokus pada empat fase yaitu; Fase Kegembiraan; Fase Kekecewaan; Fase Resolusi dan Fase Berfungsi Efektif. Peneltian ini mengambil tiga orang infroman yang berasal dari Toraja. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa mahasiswa Toraja yang menempuh pendidikan di Semarang merasa bahagia dan memiliki harapan untuk kehidupan perkuliahan yang baik di lingkungan baru. Setelah beradaptasi mahasiswa Toraja mengalami gegar budaya atau culture shock karena perbedaan budaya yang dianut khususnya dalam memahami perebedaan bahasa dan kebiasaan-kebiasaan di lingkungan tempat tinggal. Terakhir ialah setelah melewati fase-fase dalam proses adaptasi dimana mahasiswa Toraja mulai mampu bersosialisasi dengan baik dengan lingkungan kampus dan tempat tinggal serta mulai mengadopsi beberapa budaya di lingkungan baru seperti menggunakan bahasa daerah. |
Specific Detail Info | |
Image | |
Back To Previous |